Minggu, 31 Maret 2019

Makalah Antropologi Kesehatan Tentang "Budaya Mengobati Batuk dengan Campuran Air Perasan Jeruk Nipis dan Kecap"

BUDAYA MENGOBATI BATUK DENGAN
CAMPURAN AIR PERASAN JERUK NIPIS DAN KECAP



Makalah
Untuk memenuhi tugas matakuliah Antropologi Kesehatan
Yang dibina oleh Ibu Rossyana Septyasih, S.Kp, M.Pd.




Oleh:
Renanda Nur’afika
NIM. P1721084108








POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES MALANG
JURUSAN KEPERAWATAN
D3 KEPERAWATAN MALANG
MARET 2019





KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan karunia dan rahmat-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan makalah yang berjudul Budaya Mengobati Batuk dengan Campuran Air Jeruk Nipis dan Kecap dengan tepat waktu.
Proses penyelesaian karya tulis ini, tidak lepas dari bantuan serta bimbingan dari berbagai pihak, oleh karena itu perkenankanlah penulis mengucapkan terima kasih kepada:
1.        Orang tua yang telah membiayai dan mendukung penulis dalam mengerjakan karya tulis ini.
2.        Bapak Budi Susatia, S.Kp, M.Kes, selaku Direktur Politeknik Kesehatan Kemenkes Malang yang telah membantu dalam proses perijinan.
3.        Bapak Imam Subekti, S.Kp, M.Kes, Sp.Kom, selaku Ketua Jurusan Keperawatan Politeknik kesehatan Kemenkes Malang yang telah membantu dalam proses perijinan.
4.        Ibu Diah Widodo, S.Kp, M.Kes, selaku Ketua Program Studi DIII Keperawatan Politeknik Kesehatan Kemenkes Malang yang telah membantu dalam proses perijinan.
5.        Ibu Rossyana Septyasih, S.Kp. M.Pd, selaku Pembimbing Utama yang yang dalam penyusunan karya tulis ilmiah ini telah banyak memberikan bimbingan dan dukungan kepada penulis. 


Malang, 18 Maret 2019


Penulis






Daftar Isi

Sampul ........................................................................................................  i
Kata pengantar ............................................................................................  ii
Daftar isi .....................................................................................................  iii
Bab I (Pendahuluan) ...................................................................................  1
1.1         Latar belakang ............................................................................  1
1.2         Rumusan masalah .......................................................................  1
1.3         Tujuan .........................................................................................  1
Bab II (Tinjauan Teori) ...............................................................................  2
2.1         Jeruk nipis ...................................................................................  2
2.2         Kecap ..........................................................................................  2
2.3          Batuk .........................................................................................  3
Bab III (Tinjauan Kasus) ............................................................................  4
3.1         Kasus ..........................................................................................  4
Bab IV (Pembahasan) .................................................................................  5
4.1         Analisa kasus ..............................................................................  5
Bab V (Penutup) .........................................................................................  6
5.1         Kesimpulan .................................................................................  6
5.2         Saran ...........................................................................................  6

Daftar pustaka .............................................................................................  7






BAB I
PENDAHULUAN

1.1         Latar Belakang
Tanaman yang tumbuh di tanah Indonesia sangatlah beragam. Mulai dari tanaman yang bermanfaat bagi kehidupan hingga tanaman yang bisa membunuh makhluk hidup atau beracun. Dari sini lah masyarakat mulai memilah mana tanaman yang bermanfaat dan tanaman yang tidak boleh dikonsumsi.
Pemilahan tanaman ini telah dilakukan sejak jaman dulu untuk pengobatan maupun untuk dikonsumsi sebagai bahan pangan. Salah satu tanaman yang dipercaya dapat mengobati batuk adalah jeruk nipis. Belum diketahui dengan pasti sejak kapan masyarakat percaya bahwa air perasan jeruk nipis yang dicampur dengan bahan seperti kecap dapat menyembuhkan batuk.
Seiring berkembangnya jaman, obat-obatan herbal perlahan mulai ditinggalkan dan digantikan dengan bahan kimia obat yang mempunyai efek lebih cepat dibanding degan obat-obatan herbal, dalam hal penggunaan obat kimia pun lebih praktis karena biasanya diedarkan dalam bentuk siap minum seperti dalam bentuk kapsul, tablet, atau sirup. Namun, beberapa suku seperti suku jawa masih menggunakan campuran air perasan jeruk nipis dan kecap untuk mengobai batuk, hal tersebut telah dilakukan secara turun temurun sehingga sulit untuk menghilangkan kebiasaan tersebut.
Dalam makalah ini penulis akan membahas tentang budaya menggunakan campuran air perasan jeruk nipis dan kecap apakah memang berkhasiat untuk menyembuhkan batuk.

1.2         Rumusan Masalah
1.      Bagaimana cara kerja campuran air perasan jeruk nipis dan kecap dapat mengobati batuk?

1.3         Tujuan
Untuk mengetahui:
1.      Cara kerja campuran air perasan jeruk nipis dan kecap dalam mengobati batuk.
BAB II
TINJAUAN TEORI

2.1         Jeruk Nipis
Jeruk nipis merupakan jenis tumbuhan yang masuk kedalam suku jeruk-jerukan, tersebar di Asia dan Amerika Tengah dikenal juga sebagai jeruk pecel. Pohon jeruk nipis dapat mencapai tinggi 3-6 meter, bercabang banyak dan berduri, daun lonjong, tangkai daun bersayap kecil. Perbungaan muncul dari ketiak daun dan dan bunga kecil putih berbau harum. Buah bulat sampai bulat telur, berwarna hijau sampai kuning dan kulit buah tipis mengandung banyak minyak atsiri. Daging buah berwarna putih kehijauan, sangat asam, mengandung banyak vitamin C dan asam sitrat. Biji banyak, kecil, bersifat poliembrioni.[1]
Di Indonesia jeruk dapat hidup di dataran rendah sampai ketinggian 1000 m dpl. Tanaman ini dapat tumbuh baik di tanah alkali, di tempat-tempat yang terkena sinar matahari langsung. Perbanyakan dengan biji, okulasi, atau cangkok. Perkembangbiakan tanaman jeruk yang cukup mudah dan bisa tumbuh juga di dataran rendah membuat jeruk menjadi bahan obat yang mudah dijumpai di pasaran.

2.2         Kecap Manis
Kecap merupakan salah satu bumbu dapur atau penyedap masakan yang berwarna hitam dan biasanya memiliki rasa manis, tetapi sekarang bisa dijumpai kecap dengan rasa asin juga. Bahan dasar dari pembuatan kecap umumnya adalah kedelai atau kedelai hitam.
Tekstur kecap manis biasanya kental dan berwarna hitam pekat. Kecap manis merupakan produk fermentasi dari kedelai dengan dua tahap pembuatan, koji (fermentasi kapang) dan moromi (fermentasi garam).




2.3         Batuk
Batuk merupakan respon alami tubuh sebagai sitem pertahanan tubuh untuk mengeluarkan zat dan partikel dari dalam saluran pernapasan, serta mencegah benda asing masuk ke dalam saluran napas bawah.
Tenggorokan dan saluran napas dilengkapi dengan saraf yang merasakan jika terdapat bahan atau zat yang mengganggu. Kondisi ini menstimulasi saraf untuk mengirim sinyal pada otak, yang selanjutnya direspon otak dengan mengirim kembali sinyal untuk mengeluarkan zat tersebut dengan batuk.[2]

2.4         Budaya
Budaya adalah suatu cara hidup yang berkembang, dan dimiliki bersama oleh sebuah kelompok orang, dan diwariskan dari generasi ke generasi. Budaya terbentuk dari banyak unsur yang rumit, termasuk sistem agama dan politik, adat istiadat, bahasa, perkakas, pakaian, bangunan, dan karya seni. Bahasa, sebagaimana juga budaya, merupakan bagian tak terpisahkan dari diri manusia sehingga banyak orang cenderung menganggapnya diwariskan secara genetis. Ketika seseorang berusaha berkomunikasidengan orang-orang yang berbeda budaya, dan menyesuaikan perbedaan-perbedaannya, peristiwa itu membuktikan bahwa budaya dipelajari.[3]
Dalam makalah ini budaya yang akan dibahas adalah budaya mengenai obat-obatan yang telah lama dipercaya dapat menyembuhkan penyakit dan diwariskan secara turun-temurun.








BAB III
TINJAUAN KASUS

3.1         Kasus
Bapak P adalah seorang warga Desa Babadan Kecamatan Pace Kabupaten Nganjuk. Beliau bercerita bahwa sejak kecil jika sakit tidak pernah langsung minum obat yang dijual di apotek atau pergi berobat ke dokter, ibu beliau lebih memilih memberi beliau bahan-bahan yang ada di dapur yang merupakan resep turun temurun dari nenek moyang yang masih di terapkan sampai sekarang. Saat sakit batuk Bapak P mengaku selalu diberi air perasan jeruk nipis yang dicampur dengan kecap manis oleh sang ibu untuk mengobati batuk. Dalam beberapa hari kemudian Bapak P merasa baikan dan tidak batuk lagi. Tradisi ini diteruskan oleh Bapak P ke anak-anaknya. Saat ditanya tentang bagaimana mekanisme campuran air perasan jeruk nipis dengan kecap manis dapat menyembuhkan batuk Bapak P tidak tau pasti, yang beliau tau bahwa kedua bahan tersebut telah dipercaya bisa mengobati batuk sejak dulu.


















BAB IV
PEMBAHASAN

5.1         Analisa Kasus
Penggunaan campuran air perasan jeruk nipis dan kecap manis oleh Bapak P telah dilakukan sejak kecil tetapi beliau belum mengetahui tentang bagaimana mekanisme campuran air perasan jeruk nipis dan kecap manis bisa menyembuhkan batuk. Obat tersebut hanyalah sebatas resep obat yang digunakan secara turun temurun dan dipercayai oleh masyarakat.
Dalam medis sendiri jeruk nipis memiliki kandungan vitamin C yang tinggi yang bertindak sebagai antioksidan dalam tubuh. Vitamin C ini juga berguna untuk mengencerkan lendir dan mengeluarkan dahak yang berlebihan di tenggorokan, sehingga setelah mengonsumsi jeruk nipis tenggorokan akan terasa lebih lega.
Untuk campuran kecap manis sendiri sebenarnya tidak memiliki manfaat khusus dalam pengobatan batuk. Kecap manis ditambahkan ke dalam jeruk nipis hanya untuk sebagai bahan penetralisir rasa asam yang tinggi pada jeruk nipis.
Jadi, campuran jeruk nipis dan kecap manis bisa dijadikan obat herbal pereda batuk. Tetapi akan lebih baik jika penetralisir rasa asam dari air perasan jeruk nipis menggunakan bahan yang lebih bermanfaat bagi tubuh seperti madu yang memiliki antioksidan yang tinggi juga.













BAB V
PENUTUP

5.1         Kesimpulan
1.        Jeruk nipis adalah tumbuhan yang memiliki kandungan vitamin C yang tinggi dan dapat di budidayakan tanpa perlakuan khusus.
2.        Kecap manis merupakan bumbu dapur atau penyedap masakan yang merupakan produk dari fermentasi kedelai hitam.
3.        Campuran air perasan jeruk nipis dan kecap manis dapat dijadikan sebagai alternatif obat batuk. Kandungan vitamin C pada jeruk nipis dapat meredakan batuk dan mengeluarkan dahak di tenggorokan.


5.2         Saran
1.      Konsumsi obat herbal boleh saja dilakukan asal pengonsumsi tahu benar bagaimana cara kerja ramuan tersebut.
2.      Beberapa bahan yang dirasa tidak menimbulkan manfaat sebaiknya diganti dengan bahan yang bermanfaat bagi tubuh, missal kecap diganti dengan madu.










DAFTAR PUSTAKA

Alodokter.com. 2018. (https://www.alodokter.com/batuk-batuk). Diakses pada 18 maret 2019
Wikipedia.org. 2017. (https://id.m.wikipedia.org/wiki/Jeruk_nipis). Diakses pada 18 maret 2019
Wikipedia.org. 2019. (https://id.wikipedia.org/wiki/Budaya). Diakses pada 18 maret 2019


[1] https://id.m.wikipedia.org/wiki/Jeruk_nipis
[2] https://www.alodokter.com/batuk-batuk
[3] https://id.wikipedia.org/wiki/Budaya

Rabu, 20 Maret 2019

Makalah Tentang Pemenuhan Nutrisi dengan Diet Makanan Saring pada Pasien Penderita Esophagitis


MAKALAH TENTANG PEMENUHAN NUTRISI
DENGAN PEMBERIAN MAKANAN SARING
PADA PASIEN PENDERITA ESOPHAGITIS






Oleh:
Renanda Nur’afika
(P17210184108)




POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES MALANG
JURUSAN KEPERAWATAN
D-III KEPERAWATAN MALANG
MARET 2019
BAB I
PENDAHULUAN

1.1         Latar Belakang
Makanan diperlukan oleh tubuh untuk pertumbuhan dan pemeliharaan kesehatan badan. Zat-zat gizi yang ada dalam makanan seperti karbohidrat, lemak, dan protein berguna untuk membantu kita dalam melakukan aktivitas sehari-hari.
Dalam beberapa kondisi seringkali tubuh tidak dapat mencerna makanan atau memang seseorang tidak bisa makan makanan yang biasanya sehingga membutuhkan makanan dalam bentuk yang lebih mudah dicerna. Menurut keadaan penyakit, makanan saring dapat diberikan secara langsung kepada pasien atau sebagai perpindahan antara makanan cair dan makanan lunak.
Pada penderita saluran pencernaan seperti esophagitis yaitu meradangnya saluran pencernaan dari tenggorokan sampai lambung membuat pasien kesulitan saat menelan makanan dalam bentuk kasar, sehingga diperlukan makanan yang lebih halus tetapi masih mengandung zat gizi yang diperlukan oleh tubuh.

1.2              Rumusan Masalah
1.        Bagaimana cara memenuhi kebutuhan nutrisi pada pasien penderita esophagitis?

1.3         Tujuan
Untuk mengetahui :
1.      Pemenuhan kebutuhan nutrisi pada pasien esophagitis.






BAB II
TINJAUAN TEORI

2.1         Diet
Diet adalah jumlah makanan yang dikonsumsi oleh seseorang atau organisme tertentu. Jenis diet sangat dipengaruhi oleh latar belakang asal individu atau keyakinan yang dianut masyarakat tertentu. Walaupun manusia pada dasarnya adalah omnivora, suatu kelompok masyarakat biasanya memiliki preferensi atau pantangan terhadap beberapa jenis makanan. Berbeda dalam penyebutan di beberapa negara, dalam bahasa Indonesia, kata diet lebih sering ditujukan untuk menyebut suatu upaya menurunkan berat badan atau mengatur asupan nutrisi tertentu.
Dalam pekembangannya, diet dalam konteks upaya mengatur asupan nutrisi dibagi menjadi beberapa jenis, yaitu:
·       Menurunkan Berat (Massa) Badan misalnya bagi model atau aktris yang ingin menjaga penampilannya.
·       Meningkatkan Berat (Massa) Badan misalnya bagi olahragawan atau atlet binaraga yang ingin meningkatkan massa otot.
·       Pantang Terhadap Makanan Tertentu misalnya bagi penderita diabetes (rendah karbohidrat (glukosa) dan kalori) dan penderita gangguan saluran pencernaan.
Asupan nutrisi seseorang sangat berpengaruh terhadap massa tubuhnya. Pola makan yang seimbang akan memberikan kecukupan nutrisi yang dibutuhkan oleh tubuh kita, sehingga tubuh kita akan berfungsi dengan baik. sayangnya hal ini menjadi tantangan yang sulit terpecahkan oleh sebagian besar orang di dunia. sebuah semangat dan komitmen merupakan hal yang utama dalam diet.

2.2         Makanan Saring
Makanan saring adalah makanan semi padat yang mempunyai tekstur lebih halus daripada makanan lunak sehingga mudah untuk dicerna. Menurut keadaan penyakit, mekanan saring dapat diberikan langsung kepada pasien atau merupakan perpindahan dari makanan cari ke makanan lunak.

3.1    Diet Makanan Saring
Diet makanan saring adalah memberikan makanan atau mengonsumsi makanan yang bertekstur lebih halus daripada makanan lunak dikarenakan beberapa kondisi tertentu. Tujuan dari diet makanan saring adalah memberikan makanan dalam bentuk semi padat sejumlah yang mendekati kebutuhan gizi pasien untuk jangka waktu pendek sebagai proses adaptasi terhadap makanan yang lebih padat daripada makanan cair.
Syarat-syarat diet makanan saring adalah:
1.        Hanya diberikan untuk jangka waktu pendek selama 1-3 hari dikarenakan kurang memenihi kebutuhan gizi terutama energy dan tiamin.
2.        Rendah serat, karena diberikan dalam bentuk sudah disaring atau diblender halus.
3.        Diberikan dalam porsi kecil tetapi sering, makanan saring memberi efek cepat kenyang dan cepat lapar karena mudah dicerna.

















BAB III
STUDI KASUS

3.1         Kasus
Seorang wanita dengan usia 55 tahun, TB 156 cm, BB 57 kg, MRS dengan keluhan mual muntah serta sulit dan sakit saat menelan. Pasien juga sering mengeluh nyeri ulu hati, mual dan kembung terutama sejak 2 bulan terakhir. Pasien mengaku mempunyai riwayat penyakit maag sejak 4 tahun yang lalu dan mempunyai kebiasaan minum jamu racikan sendiri (kunyit dan kencur) pada saat sebelum keluhan datang hingga sekarang. Pasien juga mengaku suka mengonsumsi masakan padang yang merupakan makanan dengan kandungan minyak atau lemak yang banyak. Pasien merupakan seorang IRT. Diagnosa sementara adalah esophagitis dengan gejala mual muntah susah menelan.
Pemeriksaan fisik; kesadaran compos mentis, tekanan darah 140/80 mmhg, suhu 36,8 C.

3.2         Analisa Kasus
Dokter telah mendiagnosa bahwa pasien menderuta esophagitis yaitu peradangan pada saluran pencernaan yang meliputi tenggorokan sampai lambung. Keadaan tersebut menyebabkan pasien kesulitan dan merasa sakit saat menelan makanannya sehingga pasien kekurangan nutrisi yang diperlukan tubuh. Oleh karena itu pasien sangat disarankan untuk merubah perilaku dengan memperhatikan asupan makanan baik dari segi kualitas maupun kuantitas makanan.
Pemenuhan nutrisi pasien dapat dilakukan dengan cara diet makanan saring. Dikarenakan makanan saring bertekstur halus yang akan dengan mudah melewati kerongkongan menuju lambung.

3.3         Pembahasan
Diet makanan saring diterapkan pada pasien dalam jangka waktu pendek dalam 1-3 hari, setelah kondisi pasien membaik maka makanan diganti dengan makanan lunak. Makanan diberikan pada pasien dengan porsi kecil namun sering karena makanan yang yang diberikan dalam bentuk halus yang mudah dicerna sehingga pasien akan merasa cepat kenyang dan cepat lapar, biasanya diberikan 6-8 kali sehari.
Tujuan diet makanan saring yang diterapkan pada pasien adalah:
1.      mencegah iritasi yang terjadi pada mukosa esophagus.
2.      Menurunkan resiko aspirasi akibat makanan yang masuk.
3.      Makanan saring tidak memberatkan kerja lambung yang meradang.


















BAB IV
PENUTUP

4.1         Kesimpulan
1.      Diet makanan saring adalah pemberian nutrisi melalui makanan halus yang lebih halus dari makanan lunak.
2.      Diet makanan saring diberikan dalam beberapa kondisi tertentu seperti kasus yang dibahas pada makalah ini adalah gangguan pencernaan.
3.      Diet makanan saring dilakukan dalam jangka pendek dengan porsi kecil namun sering.

4.2         Saran
1.      Perhatikan asupan makanan dari segi kualitas dan kuantitas demi kesehatan saluran pencernaan.
2.      Pemberian makanan saring dianjurkan untuk berkolaborasi dengan ahli gizi untuk menentukan jumlah kebutuhan pasien sesuai dengan penyakit yang di deritanya.

Askep Meningitis

CATATAN ASUHAN KEPERAWATAN KLIEN IDENTITAS KLIEN                Nama (Initial)                            : Sdr. Sukir Umur    ...