Nama : Renanda Nur’afika
NIM : P17210184108
Kelas/Prodi : 1B/D3 Keperawatan
Malang
Perkembangan Kepribadian
A. Definisi Kepribadian
Kepribadian merupakan suatu
organisasi (berbagai aspek psikis dan fisik) yang merupakan suatu struktur dan
sekaligus proses. Jadi, kepribadian merupakan sesuatu yang dapat berubah.
Secara eksplisit Allport menyebutkan, kepribadian secara teratur tumbuh dan
mengalami perubahan (Gordon Allport, 1920).
Jadi bisa dikatan bahwa kepribadian merupakan suatu proses sorang
individu dalam bereaksi dan berinteraksi dengan individu lain.
B.
Perkembangan Kepribadian
Tahap tahap perkembangan setiap
individu berbeda beda dan tidak bisa disamakan. Namun tahapan perkembangan
kepribadian secara umum bisa dilihat sebagai berikut:
1. Fase Pertama
Diutarakan oleh Charles H. Cooley (1864- 1929) bahwa tahap perkembangan
kepribadian yang pertama dimulai sejak usia dini yaitu pada usia satu sampai
dua tahun. Pada usia ini anak sudah mulai mengenali dirinya sendiri. Pada fase
pertama ini kepribadian orang dibedakan menjadi dua bagian. Unsur dasar
yang dimaksud adalah unsur dasar kepribadian (basic personality structure)
dan capital personality. Kedua unsur dasar ini merupakan sifat
dasar manusia yang berasal dari biologis secara turun temurun. Berikut penjelasannya:
1.
Bagian pertama yang berisi unsur unsur dasar sikap yang disebut attitudes. Attitudesbisa
bersifat permanen dan tidak mudah berubah di masa depan.
2.
Bagian kedua berisi unsur unsur keyakinan atau disebut juga capital
personality dan bersifat lebih fleksibel dan mudah dirubah atau dapat
dievaluasi atau direkonstruksi kembali di kemudian hari.
2. Fase Kedua
Fase kedua merupakan fase yang
paling dominan dalam membentuk kepribadian dan bakat pada seseorang. Fase ini
ada pada usia dua sampai tiga tahun. Fase ini adalah fase perkembangan potensi
yang memang sudah dimiliki oleh anak. Perkembangan karakter yang terjadi sesuai
dengan lingkungan tempat tinggal dan tipe pergaulannya, struktur budaya dan
nilai pada masyarakat sosialnya.
Pada fase ini anak bisa sudah
memahami pandangan orang lain terhadap dirinya, misalnya manis, cantik, bodoh,
pinter, atau lainnya. Penilaian bisa terjadi secara positif atau negatif.
Apabila anak mendapatkan penilaian positif maka anak akan merasakan rasa
bahagia, senang. Sebaliknya apabila anak mendapatkan penilaian negatif, maka
anak akan merasa sedih, frustasi. Dengan begitu anak akan berusaha untuk
merubah dirinya dengan kepribadian yang baik agar mendapatkan perhatian positif
dari orang orang disekitarnya.
Fase ini berlangsung cukup
panjang sampai menjelang dewasa dan mulai tampak perilaku perilaku khas yang
menandakan karakter unik seseorang tersebut. Tipe perilaku yang khas tampak
dalam hal
dorongan-dorongan, naluri, getaran hati (emosi), perangai, intelegensi (IQ),
bakat (talent).
3. Fase Ketiga
Fase ketiga ini merupakan proses
perkembangan kepribadian seseorang yang mulai luas. Fase ini merupakan fase
terakhir. Fase ini ditandai dengan semakin stabilnya karakter seseorang dengan
perilaku khasnya. Pada fase ini perkembangan kepribadian cenderung menetap
secara permanen yaitu dengan terbentuknya perilaku yang khas dan perwujudan
kepribadian yang bersifat abstrak sebelumnya. Fase ketiga ini bisa terbentuk
sampai usia dewasa yaitu sampai usia 25-28 tahun.
Setelah kepribadian ketiga terbentuk, maka diklasifikasikan menjadi tiga
tipe kepribadian yaitu:
· Kepribadian normatif (normative
man)
Tipe kepribadian ini merupakan yang ideal. Seseorang dengan tipe
kepribadian ini memiliki prinsip prinsip yan gkuat dalam menerapkan nilai
sentral yang ada dalam dirinya. Prinsip prinsip yang diterapkan merupakan hasil
dari sosialisasi pada masa sebelumnya. Tipe kepribadian normatif ini bisa
didapatkan apabila seseorang mendapatkan perlakuan terhadap dirinya dan
perlakuan terhadap orang lain sesuai dengan tata nilai pada suatu kelompok
sosial lingkungannya. Tipe ini dapat menyesuaikan diri dalam kelompok sosial
dan memiliki kemampuan untuk menampung aspirasi orang lain. Tipe kepribadian
normatif mampu bersifat netral dan tidak mendominasi dalam suatu kelompok.
· Kepribadian otoriter (otoriter
man)
Tipe ini dibentuk dari proses interaksi dengan lingkungan sosial yang
menghasilkan individu yang lebih mementingkan kepentingan diri sendiri
dibandingkan kepentingan orang lain. Tipe ini biasa terjadi pada anak
tunggal.Anak tunggal sudah terbiasa mendapatkan kasih sayang dan semuanya hanya
untuk dirinya sendiri. Anak tunggal terbiasa mendapatkan perlindungan dan
dukungan dari orang sekitarnya sejak kecil, serta biasa memimpin kelompoknya.
Kepribadian otoriter pada individu menjadikannya tipe orang yang berfokus pada
diri nya sendiri dan mengendalikan sekitarnya sesuai keinginannya.
·
Kepribadian perbatasan (marginal man)
Tipe kepribadian ini relatif stabil dan memiliki ciri khas dan prinsip
tertentu yan gditunjuukkan dengan perilaku tertentu dan sering kali mengalami
perubahan. Sehingga orang dengan tipe ini memiliki lebih dari satu karakter
kepribadian. Orang bisa memiliki tipe kepribadian perbatasan apabila dirinya
hidup dalam lingkungan dua budaya, misalnya dengan latar belakang orang tua
yang berbeda negara dan beda budaya dan harus belajar dua struktur budaya yang
berbeda. Anak yang tumbuh dalam dua budaya yang berasal dari orang tuanya, akan
memiliki kepribadian yang cukup unik. Kepribadian anak berasal dari kebiasaan
yang bercampur antar budaya yang diterapkan dalam lingkungan rumahnya
(Dosenpsikologi.com, 2019).
C. Jenis Kepribadian
Jenis kepribadian pada individu dibagi menjadi 4
kepribadian, berikut penjelsan mengeni jenis-jenis kepribadian.
1. Sanguinis
Enerjik,
ramah, memberikan kesan ceria dalam kondisi apapun, dan suka memotivasi orang
lain. Para Sanguinis memiliki kecenderungan untuk mencari perhatian, kasih
sayang, dukungan, dan pengakuan dari orang-orang di sekitar mereka.
Individu dengan tipe Sanguinis juga biasanya akan memulai pembicaraan,
bersifat optimis, dan dapat dengan mudah berteman dengan siapapun. Namun,
mereka biasanya memiliki pola yang tidak teratur dalam menjalankan aktivitas,
emosional, dan sangat sensitif terhadap apa yang orang lain pikirkan tentang
diri mereka.
2. Koleris
Memiliki
sikap tegas, berorientasi pada tujuan, dan dapat mengatur sebuah tindakan
dengan cepat. Individu yang berkeperibadian Koleris cenderung mencari kesetiaan dan
penghargaan dari orang lain atas kemampuan dirinya.
Biasanya individu
Koleris juga menyukai tantangan dan dapat dengan mudah menyelesaikan tugas yang
sulit sekalipun. Kedisiplinan dan kemampuan mereka untuk tetap fokus terhadap
suatu hal membuat dirinya berpotensi menjadi seorang pemimpin yang baik.
Namun, hal tersebut juga dapat menyebabkan diri mereka menjadi
workaholic, keras kepala, dan tidak peka terhadap perasaan orang lain.
3. Melankolis
Adalah
tipe kepribadian yang memiliki ciri sikap pendiam, pemikir, dan perfeksionis.
Sikap perfeksionisnya membuat seseorang mampu menyelesaikan tugas secara
sistematis dan tepat waktu, namun tak jarang hal tersebut juga membuat mereka
menjadi pesimis, kritis, dan sering kecewa jika hasilnya tidak sesuai dengan
usaha yang telah mereka lakukan.
Individu dengan tipe kepribadian melankolis cenderung membutuhkan kepekaan
dan dukungan dari orang lain. Mereka juga biasanya membutuhkan ruang dan
kesunyian untuk memikirkan sesuatu sebelum mereka bertindak, menulis, atau
membicarakan apa yang ada di dalam pikirannya.
4. Plegmatis
Individu
dengan kepribadian ini biasanya memiliki
pembawaan yang selalu merasa cukup terhadap apa yang dimiliki, sederhana,
mencari kedamaian dengan lebih banyak diam, tidak mudah bergaul walaupun
sesungguhnya mereka menyukai berada di dekat orang banyak, dan mampu
menyeimbangkan diri mereka sendiri.
Bagi orang lain, individu
dengan tipe plegmatis terlihat lebih lamban, namun hal tersebut bukan karena
mereka tidak sepintar dan setangkas orang lain, melainkan namun ini justru
karena mereka memiliki penguasaan diri yang baik dan awas terhadap lingkungan
sekitarnya. Mereka bahkan mampu mengatakan hal yang tepat pada waktu yang
tepat.
Pada dasarnya anak dengan tipe ini tidak menyukai resiko dan
tantangan, mereka juga membutuhkan waktu untuk menyesuaikan diri terhadap suatu
perubahan. Walaupun mereka cenderung menghindari masalah yang dapat membebankan
diri mereka, tetapi mereka dapat menyelesaikan tugas di bawah tekanan.
Individu dengan tipe ini juga merupakan individu yang setia serta selalu
berusaha menghormati keluarga mereka dan membantu orang yang membutuhkan
pertolongan.
Dari keempat tipe kepribadian tersebut sebenarnya tidak ada yang
lebih baik antara satu dengan yang lainnya. Seorang individu
tetap dapat memiliki sikap-sikap yang ada dalam kesemua tipe kepribadian di
atas, hanya saja akan terdapat salah satu tipe kepribadian yang sifatnya lebih
dominan dalam diri individu (Angela Dewi Falencia, 2019).
D. Faktor Pengaruh Kepribadian
Perubahan dalam kepribadian tidak bisa
terjadi secara spontan, tetapi merupakan hasil pengamatan, pengalaman, tekanan
dari lingkungan sosial budaya, rentang usia dan faktor-faktor dari individu:
1. Pengalaman Awal
Sigmund Freud menekankan tentang pentingnya
pengalaman awal (masa kanak kanak) dalam perkembangan kepribadian. Trauma
kelahiran, pemisahan dari ibu adalah pengalaman yang sulit dihapus dari
ingatan.
2. Pengaruh Budaya
Dalam menerima budaya anak mengalami
tekanan untuk mengembangkan pola kepribadian yang sesuai dengan standar yang
ditentukan budayanya.
3. Kondisi Fisik
Kondisi fisik berpengaruh langsung dan
tidak langsung terhadap kepribadian seseorang. Kondisi tubuh meentukan apa yang
dapat dilakukan dan apa yang tidak dapat dilakukan seseorang. Secara tidak
langsung seseorang akan merasakan tentang tubuhnya yang juga dipengaruhi oleh
perasaan orang lain terhadap tubuhnya. Kondisi fisik yang mempengaruhi
kepribadian antara lain adalah kelelahan, malnutrisi, gangguan fisik, penyakit
menahun, dan gangguan kelenjar endokrin ke kelenjar tiroid (membuat gelisah,
pemarah, hiperaktif, depresi, tidak puas, curiga, dan sebagainya).
4. Daya Tarik
Orang yang dinilai oleh lingkungannya
menarik biasanya memiliki lebih banyak karakteristik kepribadian yang
diinginkan dari pada orang yang dinilai kurang menarik, dan bagi mereka yang
memiliki karakteristik menarik akan memperkuat sikap sosial yang menguntungkan.
5. Inteligensi
Perhatian lebih terhadap anak yang pandai
dapat menjadikan ia sombong, dan anak yang kurang pandai merasa bodoh. Apabila
berdekatan dengan orang yang pandai tersebut, dan tidak jarang memberikan
perlakuan yang kurang baik.
6. Emosi
Ledakan emosional tanpa sebab yang tinggi
dinali sebagai orang yang tidak matang. Penekanan ekspresi emosional membuat
seseorang murung dan cenderung kasar, tidak mau bekerja sama dan sibuk sendiri.
7. Nama
Walaupun hanya sekedar nama, tetapi
memiliki sedikit pengaruh terhadap konsep diri, namun pengaruh itu hanya terasa
apabila anak menyadari bagaimana nama itu mempengaruhi orang yang berarti dalam
hidupnya. Nama yang dipakai memanggil ,mereka (karena nama itu mempunyai
asosiasi yang menyenangkan atau tidak menyenangkan dalam pikiran orang lain)
akan mewarnai penilainya orang terhadap dirinya.
8. Keberhasilan dan Kegagalan
Keberhasilan dan kegagalan akan
mempengaruhi konsep diri, kegagalan dapat merusak konsep diri, sedangkan
keberhasilan akan menunjang konsep diri itu.
9. Penerimaan Sosial
Anak yang diterima dalam kelompok sosialnya
dapat mengembangkan rasa percaya diri dan kepandaiannya. Sebaliknya anak yang
tidak diterima dalam lingkungan sosialnya akan membenci orang lain, cemberut,
dan mudah tersinggung.
10. Pengaruh Keluarga
Pengaruh keluarga sangat mempengaruhi
kepribadian anak, sebab waktu terbanyak anak adalah keluarga dan di dalam
keluarga itulah diletakkan sendi sendi dasar kepribadian.
11. Perubahan Fisik
Perubahan kepribadian dapat disebabkan oleh
adanya perubahan kematangan fisik yang mengarah kepada perbaikan kepribadian.
Akan tetapi, perubahan fisik yang mengarah pada klimakterium dengan
meningkatnya usia dianggap sebagai suatu kemunduran menuju ke arah yang lebih
buruk (Popodhya, 2011).
E. Kepribadian Perawat
Seorang
perawat profesional harus memiliki kepribadian yang baik. berikut beberapa
kepribadian yang seharusnya dimiliki oleh seorang perawat :
1. Keadaan fisik. Sabagai seorang perawat, kita harus bisa menjaga dan
merawat kesehatan tubuh kita sendiri sebelum merawat orang lain.
2. Penampilan yang menarik. Didepan pasien kita harus berpenampilan yang
rapi,tidak mungkin kan, kalaukita berpenampilan di depan pasien berantakan,
yang ada pasien malah tidak mau di rawat oleh kita. Pasien pasti akan
berpersepsi,bagaimana perawat itu merawat kita,sedangkan perawat itu saja
tidak bisa merawat diri dia sendiri.
3.
Kejujuran. Perawat
harus mengatakan apa adanya tentang segala sesuatu yang berhubungan dengan
keadaan pasien. Tidak boleh ada
yang di tutup-tutupi.
4.
Keriangan. Perawat
harus menunjukkan sikap riang,bahagia.jangan tunjukkan sikap jutek di depan
pasien, pasien pasti akan takut melihat muka kita yang seperti itu.
5.
Berjiwa
sportif. Perawat
harus menjalankan tugasnya dengan benar, apabila mengalami kesalahan, perawat
harus mengevaluasinya lagi dan introspeksi diri.
6.
Rendah hati
dan Murah hati. Apabila
perawat bertemu dengan pasien,perawat harus menunjukkan sikapramah dan bantu
pasien apabila ada yang memerlukan bantuan.
7.
Dapat
dipercaya. Perawat
harus bisa menjaga privasi pasien. jangan suka mengumbar kekurangan pasien
sekalipun dengan teman sejawat.
8.
Loyalitas. Sesama
perawat harus bisa bekerja sama dan saling membantu.
9.
Pandai
menimbang perasaan. Perawat
dalam menyampaikan suatu pernyataannya terhadap pasien harus memiliki sikap ini supaya tidak menambah beban
pikiran pasien.
10. Pandai Bergaul. Salah satu contohnya : perawat menyapa pasien apabila
bertemu
11. Keramahan,simpati,dan kerja sama. Perawat
harus bisa menunjukkan sikap ramah dan simpatinya terhadap pasien, hal ini di
harapkan supaya pasien merasa nyaman dengan kita dan akhirnya si pasien mudah di ajak
kerja sama dengan kita
12. Rasa humor. Selain itu, kita juga harus memiliki rasa humor,
setidaknya dengan memberikan sedikit humor kepada pasien mampu mengurangi beban
13. Sopan santun. Sebagai seorang perawat, kita harus
menghormati yang lebih tua dari kita sekalipun itu pasien. tidak hanya dengan
yang lebih tua
dengan teman sejawat atau yang umurnya di bawah
kitapun,kita juga harus tunjukkan sikap ini.
Apa yang
membuat perawat menjadi luar biasa ? hanya 2 kata, yakni kompeten dan empati.
Dua kata ini akan membuat pengetahuan seorang perawat benar-benar membantu
pasien dan keluarganya. Ini bukan tentang sebuah pekerjaan, tetapi tentang
siapa Anda dan bagaimana Anda berhubungan dengan orang lain (Susan Grant).
Itulah
beberapa kepribadian yang harus dimiliki seorang perawat untuk
berinteraksi dengan siapapun baik itu pasien,keluarga pasien,masyarakat maupun
tenaga kesehatan lainnya
Daftar Rujukan
Popodhya. (2011, february
6). Retrieved april 25, 2019, from Faktor Pengaruh Kepribadian:
https://popodhya.wordpress.com/2011/02/06/31/
Falencia, A. D.
(2018, December 18). Tipe Kepribadian Pada Anak Yang Harus Diketahui Orang
Tua. Retrieved April 25, 2019, from Tipe-tipe Kepribadian:
https://skata.info/article/detail/120/4-tipe-kepribadian-anak-yang-harus-orang-tua-ketahui
pastime.net.
(2014, January 30). Kepribadian perawat. Retrieved april 25, 2019,
from pastime.net: http://pastime-net.blogspot.com/2014/01/bagaimana-kepribadian-perawat-yang.html
Psikologi, D.
(2011, June 10). Tahap Perkembangan Kepribadian. Retrieved April 25,
2019, from Tahap Perkembangan Kepribadian:
https://dosenpsikologi.com/tahap-perkembangan-kepribadian
Wikipedia.
(2018). Definisi Kepribadian. Retrieved april 25, 2019, from
https://id.wikipedia.org/wiki/Kepribadian
Tidak ada komentar:
Posting Komentar