Kamis, 25 April 2019

Perkembangan Kepribadian

Nama                    : Renanda Nur’afika
NIM            : P17210184108
Kelas/Prodi : 1B/D3 Keperawatan Malang


Perkembangan Kepribadian

A.      Definisi Kepribadian
Kepribadian merupakan suatu organisasi (berbagai aspek psikis dan fisik) yang merupakan suatu struktur dan sekaligus proses. Jadi, kepribadian merupakan sesuatu yang dapat berubah. Secara eksplisit Allport menyebutkan, kepribadian secara teratur tumbuh dan mengalami perubahan (Gordon Allport, 1920).
Jadi bisa dikatan bahwa kepribadian merupakan suatu proses sorang individu dalam bereaksi dan berinteraksi dengan individu lain.

B.       Perkembangan Kepribadian
Tahap tahap perkembangan setiap individu berbeda beda dan tidak bisa disamakan. Namun tahapan perkembangan kepribadian secara umum bisa dilihat sebagai berikut:
1. Fase Pertama
Diutarakan oleh Charles H. Cooley (1864- 1929) bahwa tahap perkembangan kepribadian yang pertama dimulai sejak usia dini yaitu pada usia satu sampai dua tahun. Pada usia ini anak sudah mulai mengenali dirinya sendiri. Pada fase pertama ini kepribadian orang dibedakan menjadi dua bagian. Unsur dasar yang dimaksud adalah unsur dasar kepribadian (basic personality structure) dan capital personality. Kedua unsur dasar ini merupakan sifat dasar manusia yang berasal dari biologis secara turun temurun. Berikut penjelasannya:
1.    Bagian pertama yang berisi unsur unsur dasar sikap yang disebut attitudesAttitudesbisa bersifat permanen dan tidak mudah berubah di masa depan.
2.    Bagian kedua berisi unsur unsur keyakinan atau disebut juga capital personality dan bersifat lebih fleksibel dan mudah dirubah atau dapat dievaluasi atau direkonstruksi kembali di kemudian hari.
2. Fase Kedua
Fase kedua merupakan fase yang paling dominan dalam membentuk kepribadian dan bakat pada seseorang. Fase ini ada pada usia dua sampai tiga tahun. Fase ini adalah fase perkembangan potensi yang memang sudah dimiliki oleh anak. Perkembangan karakter yang terjadi sesuai dengan lingkungan tempat tinggal dan tipe pergaulannya, struktur budaya dan nilai pada masyarakat sosialnya.
Pada fase ini anak bisa sudah memahami pandangan orang lain terhadap dirinya, misalnya manis, cantik, bodoh, pinter, atau lainnya. Penilaian bisa terjadi secara positif atau negatif. Apabila anak mendapatkan penilaian positif maka anak akan merasakan rasa bahagia, senang. Sebaliknya apabila anak mendapatkan penilaian negatif, maka anak akan merasa sedih, frustasi. Dengan begitu anak akan berusaha untuk merubah dirinya dengan kepribadian yang baik agar mendapatkan perhatian positif dari orang orang disekitarnya.
Fase ini berlangsung cukup panjang sampai menjelang dewasa dan mulai tampak perilaku perilaku khas yang menandakan karakter unik seseorang tersebut. Tipe perilaku yang khas tampak dalam hal dorongan-dorongan, naluri, getaran hati (emosi), perangai, intelegensi (IQ), bakat (talent).
3. Fase Ketiga
Fase ketiga ini merupakan proses perkembangan kepribadian seseorang yang mulai luas. Fase ini merupakan fase terakhir. Fase ini ditandai dengan semakin stabilnya karakter seseorang dengan perilaku khasnya. Pada fase ini perkembangan kepribadian cenderung menetap secara permanen yaitu dengan terbentuknya perilaku yang khas dan perwujudan kepribadian yang bersifat abstrak sebelumnya. Fase ketiga ini bisa terbentuk sampai usia dewasa yaitu sampai usia 25-28 tahun.

Setelah kepribadian ketiga terbentuk, maka diklasifikasikan menjadi tiga tipe kepribadian yaitu:
·       Kepribadian normatif (normative man)
Tipe kepribadian ini merupakan yang ideal. Seseorang dengan tipe kepribadian ini memiliki prinsip prinsip yan gkuat dalam menerapkan nilai sentral yang ada dalam dirinya. Prinsip prinsip yang diterapkan merupakan hasil dari sosialisasi pada masa sebelumnya. Tipe kepribadian normatif ini bisa didapatkan apabila seseorang mendapatkan perlakuan terhadap dirinya dan perlakuan terhadap orang lain sesuai dengan tata nilai pada suatu kelompok sosial lingkungannya. Tipe ini dapat menyesuaikan diri dalam kelompok sosial dan memiliki kemampuan untuk menampung aspirasi orang lain. Tipe kepribadian normatif mampu bersifat netral dan tidak mendominasi dalam suatu kelompok.
·       Kepribadian otoriter (otoriter man)
Tipe ini dibentuk dari proses interaksi dengan lingkungan sosial yang menghasilkan individu yang lebih mementingkan kepentingan diri sendiri dibandingkan kepentingan orang lain. Tipe ini biasa terjadi pada anak tunggal.Anak tunggal sudah terbiasa mendapatkan kasih sayang dan semuanya hanya untuk dirinya sendiri. Anak tunggal terbiasa mendapatkan perlindungan dan dukungan dari orang sekitarnya sejak kecil, serta biasa memimpin kelompoknya. Kepribadian otoriter pada individu menjadikannya tipe orang yang berfokus pada diri nya sendiri dan mengendalikan sekitarnya sesuai keinginannya.
·         Kepribadian perbatasan (marginal man)
Tipe kepribadian ini relatif stabil dan memiliki ciri khas dan prinsip tertentu yan gditunjuukkan dengan perilaku tertentu dan sering kali mengalami perubahan. Sehingga orang dengan tipe ini memiliki lebih dari satu karakter kepribadian. Orang bisa memiliki tipe kepribadian perbatasan apabila dirinya hidup dalam lingkungan dua budaya, misalnya dengan latar belakang orang tua yang berbeda negara dan beda budaya dan harus belajar dua struktur budaya yang berbeda. Anak yang tumbuh dalam dua budaya yang berasal dari orang tuanya, akan memiliki kepribadian yang cukup unik. Kepribadian anak berasal dari kebiasaan yang bercampur antar budaya yang diterapkan dalam lingkungan rumahnya (Dosenpsikologi.com, 2019).

C.      Jenis Kepribadian
Jenis kepribadian pada individu dibagi menjadi 4 kepribadian, berikut penjelsan mengeni jenis-jenis kepribadian.
1. Sanguinis
Enerjik, ramah, memberikan kesan ceria dalam kondisi apapun, dan suka memotivasi orang lain. Para Sanguinis memiliki kecenderungan untuk mencari perhatian, kasih sayang, dukungan, dan pengakuan dari orang-orang di sekitar mereka.
Individu dengan tipe Sanguinis juga biasanya akan memulai pembicaraan, bersifat optimis, dan dapat dengan mudah berteman dengan siapapun. Namun, mereka biasanya memiliki pola yang tidak teratur dalam menjalankan aktivitas, emosional, dan sangat sensitif terhadap apa yang orang lain pikirkan tentang diri mereka.


2. Koleris
Memiliki sikap tegas, berorientasi pada tujuan, dan dapat mengatur sebuah tindakan dengan cepat. Individu  yang berkeperibadian Koleris cenderung mencari kesetiaan dan penghargaan dari orang lain atas kemampuan dirinya.
Biasanya individu Koleris juga menyukai tantangan dan dapat dengan mudah menyelesaikan tugas yang sulit sekalipun. Kedisiplinan dan kemampuan mereka untuk tetap fokus terhadap suatu hal membuat dirinya berpotensi menjadi seorang pemimpin yang baik.
Namun, hal tersebut juga dapat menyebabkan diri mereka menjadi workaholic, keras kepala, dan tidak peka terhadap perasaan orang lain.
3. Melankolis
Adalah tipe kepribadian yang memiliki ciri sikap pendiam, pemikir, dan perfeksionis. Sikap perfeksionisnya membuat seseorang mampu menyelesaikan tugas secara sistematis dan tepat waktu, namun tak jarang hal tersebut juga membuat mereka menjadi pesimis, kritis, dan sering kecewa jika hasilnya tidak sesuai dengan usaha yang telah mereka lakukan.
Individu dengan tipe kepribadian melankolis cenderung membutuhkan kepekaan dan dukungan dari orang lain. Mereka juga biasanya membutuhkan ruang dan kesunyian untuk memikirkan sesuatu sebelum mereka bertindak, menulis, atau membicarakan apa yang ada di dalam pikirannya.
4. Plegmatis
Individu  dengan kepribadian ini biasanya memiliki pembawaan yang selalu merasa cukup terhadap apa yang dimiliki, sederhana, mencari kedamaian dengan lebih banyak diam, tidak mudah bergaul walaupun sesungguhnya mereka menyukai berada di dekat orang banyak, dan mampu menyeimbangkan diri mereka sendiri.
Bagi orang lain, individu dengan tipe plegmatis terlihat lebih lamban, namun hal tersebut bukan karena mereka tidak sepintar dan setangkas orang lain, melainkan namun ini justru karena mereka memiliki penguasaan diri yang baik dan awas terhadap lingkungan sekitarnya. Mereka bahkan mampu mengatakan hal yang tepat pada waktu yang tepat.
Pada dasarnya anak dengan tipe ini tidak menyukai resiko dan tantangan, mereka juga membutuhkan waktu untuk menyesuaikan diri terhadap suatu perubahan. Walaupun mereka cenderung menghindari masalah yang dapat membebankan diri mereka, tetapi mereka dapat menyelesaikan tugas di bawah tekanan.
Individu dengan tipe ini juga merupakan individu yang setia serta selalu berusaha menghormati keluarga mereka dan membantu orang yang membutuhkan pertolongan.
Dari keempat tipe kepribadian tersebut sebenarnya tidak ada yang lebih baik antara satu dengan yang lainnya. Seorang individu tetap dapat memiliki sikap-sikap yang ada dalam kesemua tipe kepribadian di atas, hanya saja akan terdapat salah satu tipe kepribadian yang sifatnya lebih dominan dalam diri individu (Angela Dewi Falencia, 2019).

D.      Faktor Pengaruh Kepribadian
Perubahan dalam kepribadian tidak bisa terjadi secara spontan, tetapi merupakan hasil pengamatan, pengalaman, tekanan dari lingkungan sosial budaya, rentang usia dan faktor-faktor dari individu:
1.  Pengalaman Awal
Sigmund Freud menekankan tentang pentingnya pengalaman awal  (masa kanak kanak) dalam perkembangan kepribadian. Trauma kelahiran, pemisahan dari ibu adalah pengalaman yang sulit dihapus dari ingatan.
2. Pengaruh Budaya
Dalam menerima budaya anak mengalami tekanan untuk mengembangkan pola kepribadian yang sesuai dengan standar yang ditentukan budayanya.
3. Kondisi Fisik
Kondisi fisik berpengaruh langsung dan tidak langsung terhadap kepribadian seseorang. Kondisi tubuh meentukan apa yang dapat dilakukan dan apa yang tidak dapat dilakukan seseorang. Secara tidak langsung seseorang akan merasakan tentang tubuhnya yang juga dipengaruhi oleh perasaan orang lain terhadap tubuhnya. Kondisi fisik yang mempengaruhi kepribadian antara lain adalah kelelahan, malnutrisi, gangguan fisik, penyakit menahun, dan gangguan kelenjar endokrin ke kelenjar tiroid (membuat gelisah, pemarah, hiperaktif, depresi, tidak puas, curiga, dan sebagainya).
4. Daya Tarik
Orang yang dinilai oleh lingkungannya menarik biasanya memiliki lebih banyak karakteristik kepribadian yang diinginkan dari pada orang yang dinilai kurang menarik, dan bagi mereka yang memiliki karakteristik menarik akan memperkuat sikap sosial yang menguntungkan.
5. Inteligensi
Perhatian lebih terhadap anak yang pandai dapat menjadikan ia sombong, dan anak yang kurang pandai merasa bodoh. Apabila berdekatan dengan orang yang pandai tersebut, dan tidak jarang memberikan perlakuan yang kurang baik.

6. Emosi
Ledakan emosional tanpa sebab yang tinggi dinali sebagai orang yang tidak matang. Penekanan ekspresi emosional membuat seseorang murung dan cenderung kasar, tidak mau bekerja sama dan sibuk sendiri.
7. Nama
Walaupun hanya sekedar nama, tetapi memiliki sedikit pengaruh terhadap konsep diri, namun pengaruh itu hanya terasa apabila anak menyadari bagaimana nama itu mempengaruhi orang yang berarti dalam hidupnya. Nama yang dipakai memanggil ,mereka (karena nama itu mempunyai asosiasi yang menyenangkan atau tidak menyenangkan dalam pikiran orang lain) akan mewarnai penilainya orang terhadap dirinya.
8. Keberhasilan dan Kegagalan
Keberhasilan dan kegagalan akan mempengaruhi konsep diri, kegagalan dapat merusak konsep diri, sedangkan keberhasilan akan menunjang konsep diri itu.
9. Penerimaan Sosial
Anak yang diterima dalam kelompok sosialnya dapat mengembangkan rasa percaya diri dan kepandaiannya. Sebaliknya anak yang tidak diterima dalam lingkungan sosialnya akan membenci orang lain, cemberut, dan mudah tersinggung.
10. Pengaruh Keluarga
Pengaruh keluarga sangat mempengaruhi kepribadian anak, sebab waktu terbanyak anak adalah keluarga dan di dalam keluarga itulah diletakkan sendi sendi dasar kepribadian.
11. Perubahan Fisik
Perubahan kepribadian dapat disebabkan oleh adanya perubahan kematangan fisik yang mengarah kepada perbaikan kepribadian. Akan tetapi, perubahan fisik yang mengarah pada klimakterium  dengan meningkatnya usia dianggap sebagai suatu kemunduran menuju ke arah yang lebih buruk (Popodhya, 2011).

E.       Kepribadian Perawat
Seorang perawat profesional harus memiliki kepribadian yang baik. berikut beberapa kepribadian yang seharusnya dimiliki oleh seorang perawat :
1.    Keadaan fisik. Sabagai seorang perawat, kita harus bisa menjaga dan merawat kesehatan tubuh kita sendiri sebelum merawat orang lain.
2.    Penampilan yang menarik. Didepan pasien kita harus berpenampilan yang rapi,tidak mungkin kan,  kalaukita berpenampilan di depan pasien berantakan, yang ada pasien malah tidak mau di rawat oleh kita. Pasien pasti akan berpersepsi,bagaimana perawat itu merawat kita,sedangkan perawat itu saja tidak bisa merawat diri dia sendiri.
3.          Kejujuran. Perawat harus mengatakan apa adanya tentang segala sesuatu yang berhubungan dengan keadaan pasien. Tidak boleh ada yang di   tutup-tutupi.
4.          Keriangan. Perawat harus menunjukkan sikap riang,bahagia.jangan tunjukkan sikap jutek di depan pasien, pasien pasti akan takut melihat muka kita yang seperti itu.
5.          Berjiwa sportif. Perawat harus menjalankan tugasnya dengan benar, apabila mengalami kesalahan, perawat harus mengevaluasinya lagi dan introspeksi diri.
6.          Rendah hati dan Murah hati. Apabila perawat bertemu dengan pasien,perawat harus menunjukkan sikapramah dan bantu pasien apabila ada yang memerlukan bantuan.
7.          Dapat dipercaya. Perawat harus bisa menjaga privasi pasien. jangan suka mengumbar kekurangan pasien sekalipun dengan teman sejawat.
8.          Loyalitas. Sesama perawat harus bisa bekerja sama dan saling membantu.
9.          Pandai menimbang perasaan. Perawat dalam menyampaikan suatu pernyataannya terhadap pasien harus memiliki sikap ini supaya tidak menambah beban pikiran pasien.
10.      Pandai Bergaul. Salah satu contohnya : perawat menyapa pasien apabila bertemu
11.      Keramahan,simpati,dan kerja sama. Perawat harus bisa menunjukkan sikap ramah dan simpatinya terhadap pasien, hal ini di harapkan supaya pasien merasa nyaman dengan kita dan akhirnya si pasien mudah di ajak kerja sama dengan kita
12.      Rasa humor. Selain itu, kita juga harus memiliki rasa humor, setidaknya dengan memberikan sedikit humor kepada pasien mampu mengurangi beban
13.      Sopan santun. Sebagai seorang perawat, kita harus menghormati yang lebih tua dari kita sekalipun itu pasien. tidak hanya dengan yang lebih tua                         dengan teman sejawat atau yang umurnya di bawah kitapun,kita juga harus tunjukkan sikap ini.

Apa yang membuat perawat menjadi luar biasa ? hanya 2 kata, yakni kompeten dan empati. Dua kata ini akan membuat pengetahuan seorang perawat benar-benar membantu pasien dan keluarganya. Ini bukan tentang sebuah pekerjaan, tetapi tentang siapa Anda dan bagaimana Anda berhubungan dengan orang lain (Susan Grant).
Itulah beberapa kepribadian yang harus dimiliki seorang perawat untuk berinteraksi dengan siapapun baik itu pasien,keluarga pasien,masyarakat maupun tenaga kesehatan lainnya













Daftar Rujukan

 

Popodhya. (2011, february 6). Retrieved april 25, 2019, from Faktor Pengaruh Kepribadian: https://popodhya.wordpress.com/2011/02/06/31/
Falencia, A. D. (2018, December 18). Tipe Kepribadian Pada Anak Yang Harus Diketahui Orang Tua. Retrieved April 25, 2019, from Tipe-tipe Kepribadian: https://skata.info/article/detail/120/4-tipe-kepribadian-anak-yang-harus-orang-tua-ketahui
pastime.net. (2014, January 30). Kepribadian perawat. Retrieved april 25, 2019, from pastime.net: http://pastime-net.blogspot.com/2014/01/bagaimana-kepribadian-perawat-yang.html
Psikologi, D. (2011, June 10). Tahap Perkembangan Kepribadian. Retrieved April 25, 2019, from Tahap Perkembangan Kepribadian: https://dosenpsikologi.com/tahap-perkembangan-kepribadian
Wikipedia. (2018). Definisi Kepribadian. Retrieved april 25, 2019, from https://id.wikipedia.org/wiki/Kepribadian



Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Askep Meningitis

CATATAN ASUHAN KEPERAWATAN KLIEN IDENTITAS KLIEN                Nama (Initial)                            : Sdr. Sukir Umur    ...