Judul Resensi :
Kilau Senja Mampu Meretas Rindu
Judul Buku :
Sunset in Weh Island : Bersamamu Mengejar Kilau Senja
Pengarang : Aida M. A.
Penerbit : Bentang Pustaka
Resensator : Renanda Nur’afika
Tahun Terbit : 2013
Tebal Buku : viii + 246 halaman
ISBN : 978-602-9397-73-4
Jenis Buku : Fiksi
Harga Buku : Rp. 45.000,00.-
Jenis Kertas : Buram
Kali ini kak Aida kembali memberi
kejutan manis di novel terbarunya Sunset in Weh Island (SiWI). Bukan saja alur
yang melompat-lompat indah seperti jete yang dilakukan
balerina di atas toes shoes, juga penggambaran setting yang
detail nan memukau. Namun seperti halnya novel remaja dan tulisan Kak Aida yang
lainnya, diksi yang dipilih Kak Aida tidak bertele-tele dan jauh dari kesan
‘sok puitis’.Gaya pop yang tetap dipertahankan dalam novel genre romantis kali
ini, justru menambah kesan enerjik dan hidup.
Novel terbitan Bentang Belia ini
mengambil secuil setting di Frankurt International Airport. Dipermanis lagi
dengan pengetahuan Kak Aida tentang negeri Hitler ini yang dibeber di bab
Sunrise in Rubiah Island. Karakter pasangan yang dipilih pun cukup menarik.Awal
pertemuan Axel, seorang pria Jerman dan Mala, gadis Aceh blesteran Jerman,
secara tak sengaja di sebuah aksiden ketika kedua remaja itu
sedang melompat ke kapal menuju pulau Sabang.Untuk selanjutnya Axel dengan
resmi memberi gelar kepada Mala sebagai ‘The Accident Girl’.
Kisah mereka bermula di sini.
Romantika yang dipadu-padankan di
novel Kak Aida kali ini cukup memikat.Dua karakter keras kepala dan berselisih setiap
kali bertemu, kerap memberikan kesan unik dan tak menjemukan.Tak puas dengan
itu, Kak Aida dengan luwesnya memboncengi kita di belakangnya untuk menjajaki
nol kilometer-nya Indonesia dari sisi Barat. Ya, di sini Kak Aida menggambarkan
secara gamblang tentang Iboih, Pulau Weh, Pulau Rubiah, Aneuk Laot, tak
segan Kak Aida menggambarkan view danauprivate yang
biasa dinikmati penghuni setempat, membuat kita penasaran setengah mati.
Kita diajak juga semalam menikmati
suasana pulau Rubiah yang gorgeous dengan pesona gemerlap
bintang yang berkedip tanpa gangguan cahaya lampu-lampu yang dialiri listrik
ribuan watt.Mereka yang biasa hidup di kota-kota sibuk harus menikmati yang
satu ini.Kerlip bintang alami menjadi barang langka dan mahal tentunya.
Menikmati teduhnya pepohonan di
sepanjang jalan ketika menyusuri pulau Weh, lengkap dengan spot-spot romantis
tempat di mana kita bisa menikmati sunsetterindah.Kak Aida
menggiring kita langsung ke tempat show room mobil second dan
pabrik bakpia di Sabang. Nantinya tentu sudah tahu akan kemana kalau datang ke
Sabang.
Kak Aida membuktikan komitmennya
untuk menjadikan menulis sebagai profesi.Terlihat dari kesungguhannya dalam
riset demi menghasilkan tulisan yang padat dan bergizi tinggi, namun dikemas
dengan ringan dan apik.
Aku hanya tahu matahari terbit di ufuk timur dan tenggelam di
ujung barat.
Namun denganmu, bahkan kilau senja saja mampu meretas rindu.
Di antara desir angin di pulau Rubiah, pada tiap butir pasir di Pulau Weh.
Ada melodi rasa yang kau kirimkan pada setiap irama ombak.
Aku...
Kamu...
Dan cinta ini... Satu!
Namun denganmu, bahkan kilau senja saja mampu meretas rindu.
Di antara desir angin di pulau Rubiah, pada tiap butir pasir di Pulau Weh.
Ada melodi rasa yang kau kirimkan pada setiap irama ombak.
Aku...
Kamu...
Dan cinta ini... Satu!
Axel
seorang turis jerman yang membuat keputusan untuk terbang ke Pulau Weh
menjenguk pamannya. Keputusan itu diambilnya tidak lain karena penghianatan
yang terjadi padanya.
Dalam perjalanannya ke Pulai Weh, di
Pelabuhan Ulhe-lhe ia bertubrukan dengan gadis Aceh yang super galak dan jutek.
Pertemuan pertama mereka dihiasi dengan sedikit adu mulut.
Tanpa disangka, gadis yang
menubruknya di pelabuhan adalah seorang putri dari pemilik Laguna Restaurant
yang bertempat di sebelah Cottage Alan Scuba Diving milik Mr. Alan yang membuat
mereka sering bertemu.
Pertengkaran karena hal-hal sepele
sering terjadi diantara mereka.Adu mulut menjadi kebiasaan mereka saat
bertemu.Hingga keindahan sunset menyatukan mereka.Sunset demi sunset mereka
kejar bersama.Sunset yang telah menghangatkan keduanya.
“Jangan takut akan
perpisahan, semua luka pasti berlalu seperti buih ombak yang perlahan
menghilang. Hidup yang didasari oleh takut hanya akan menjadi sebuah ilusi dan
kamu tak akan mendapatkan apapun, selain ketakutan dan kecemasan. Salami saja
dalamnya lautan karena sebagian keindahan ada disana, kamu tak akan melihat
keindahan itu jika kamu hanya berdiri di daratan dengan hati yang cemas.” –
hlm. 71
Disaat
Axel dan Mala merasa nyaman satu sama lain dalam segala hal, Raffi dan Andrea
kembali datang di kehidupan keduanya.Menjadikan keduanya dihimpiot rasa bimbang
dan ragu.
Mungkinkah Axel dan mala kembali
bersatu?Ataukah Axel kembali ke pelukan Andrea dan Mala berpaling ke Raffi?
“Pada
kepakan sayapmu kutitippuluhan rinduku.entah disudut bentangan langit yang mana
akan kusemat senduku.Cericitan camar bercerita, siapa kiranya yang sudi
mengantarkan pesanku.Tak mengapa bilapun esok, atau pada sebaris bulan sabit
yang malu-malu.” – hlm. 72
Novel ini sangat menarik.
Keindahan alam dijelaskan secara rinci di dalamnya. Menggunakan bahasa yang
komunikatif yang menjadikan novel ini
seakan membawa pembaca kedalam ceritanya.
Novel ini banyak menggunakan kata
dengan Bahasa Jerman yang terkadang tidak di selingi dengan artinya yang
membuat pembaca menjadi kebingungan dengan kronologi cerita yang sedang
terjadi.
Novel ini bisa dijadikan panduan
untuk berwisata ke Kota Sabang.Karena di dalam novel ini dipaparkan dengan
jelas tempat-tempat wisata yang ada di Kota Sabang.Detail yang disajikan di
novel kali ini, nyaris mengalahkan brosur pariwisata pulau Sabang dalam hal
menggiring pembaca untuk tahu bagaimana bisa sampai ke pulau Sabang. Bedanya
ini novel dengan jumlah halaman kurang lebih 246.Diselingi kisah roman yang
tidak picisan.Melalui karakter Mala yang easy going, periang, dan
cerdas, kita diajak untuk lebih memaknai hidup.Pesan moral pun tetap
ditinggalkan melaui karakter tokoh seperti almarhumah Mommy.Juga Bram, ayah
Mala.Persahabatan tiga remaja Marcel, Andreea dan Axel. Termasuk dorongan untuk
menggalakkan polah hidup ramah lingkungan yang dilakukan Mala di resort Laguna
milik Bram.