Penyebab Hipertensi pada Lansia
Renanda Nur’afika
P17210184108
D-III Keperawatan Malang/1B
renanafika@gmail.com
Darah sangat
penting bagi tubuh manusia. Darah yang dengan lancar beredar ke seluruh bagian
tubuh berfungsi sangat penting sebagai media pengangkut oksigen serta zat-zat
lain yang diperlukan bagi sel-sel tubuh (Gunawan, 2001)
Hipertensi atau yang lebih dikenal dengan sebutan penyakit darah
tinggi adalah suatu keadaan dimana tekanan darah seseorang berada diatas batas
normal yaitu 120 mmHg untuk sistolik dan 80 mmHg untuk diastolik (Agrina, 2011) . Jadi, hipertensi
biasa disebut dengan darah tinggi yang merupakan keadaan tekanan darah
seseorang di atas normal.
Andria
(2013) menyatakan pada lansia akan
terjadi berbagai kemunduran organ tubuh, oleh sebab itu lansia mudah sekali
terkena penyakit seperti hipertensi. Hipertensi merupakan salah satu penyebab kematian nomor 3 setelah
stroke (15,4 %) dan
tuberkulosis (7,5 %), yakni mencapai 6,8 % dari populasi kematian pada semua
umur di Indonesia. Hipertensi ditemukan sebanyak 60-70% pada populasi berusia
di atas 65 tahun (Djauhar
Arif R. R., 2013) . Jadi hipertensi seringkali menyerang lansia yang berusia di atas 65 tahun.
Aktivitas atau olahraga mempengaruhi
terjadinya hipertensi. Andria (2013:114) menyatakan di mana pada orang yang kurang aktivitas akan cenderung mempunyai
frekuensi denyut jantung lebih tingi sehingga otot jantung akan harus bekerja
lebih keras pada tiap kontraksi.
Seorang lansia berjenis kelamin
laki-laki lebih rentan terhadap resiko hipertensi jika dibanding dengan lansia
berjenis kelamin perempuan. Pria mempunyai tekanan darah
sistolik dan diastolik yang tinggi dibanding wanita pada semua suku. Badan
survei dari komunitas hipertensi mengskrining satu juta penduduk Amerika pada
tahun 1973-1975 menemukan rata-rata tekanan diastolik lebih tinggi pada pria
dibanding wanita pada semua usia (Kartikasari, 2012) .
Asupan
lemak jenuh yang dikonsumsi oleh klien juga akan meningkatkan resiko
hipertensi. Malonda (2012:204) mengatakan hasil analisis menunjukkan lansia
yang sering mengonsumsi lemak tidak jenuh mempunyai resiko 0,219 kali lebih
rendah untuk mengalami hipertensi. Untuh menghindari hipertensi, hendaknya para
lansia untuk menghindari makanan berlemak jenuh. Sulistiani (2005:1) juga
berpendapat bahwa para lansia
hendaknya mengurangi zat-zat atau makanan yang dapat merangsang terjadinya
hipertensi seperti makanan asin, kopi dan merokok dan daging berlemak.
Tak hanya
lemak jenuh, kandungan garam yang tinggi dalam makanan juga akan meningkatkan
resiko hipertensi pada lansia. Dari hasil penelitian yang dilakukan oleh Arif
(2013)
menunjukkan bahwa responden
yang mempunyai kebiasaan
asupan garam kategori cukup
sebagian besar tidak
mengalami hipertensi (75 %) dan
responden yang mempunyai kebiasaan
asupan garam kategori
sering sebagian besar
mengalami hipertensi (70 %). Dalam penelitian yang dilakukan oleh Raihan (2014) menunjukkan bahwa dari 80 responden yang asupan garamnya tinggi,
responden yang hipertensi sebanyak 50 responden (62,5%) dan tidak hipertensi
berjumlah 30 responden (37,5%).
Daftar Rujukan
Agrina, S. S.
(2011). KEPATUHAN LANSIA PENDERITA HIPERTENSI DALAM PEMENUHAN DIET
HIPERTENSI. Hipertensi, 46.
Andria, K. M.
(2013). HUBUNGAN ANTARA PERILAKU OLAHRAGA, STRESS. HUBUNGAN ANTARA
PERILAKU OLAHRAGA, STRESS, 114.
Andria, K. M.
(2013). HUBUNGAN ANTARA PERILAKU OLAHRAGA, STRESS. Hipertensi, 111.
Djauhar Arif, R.
D. (2013). Faktor –Faktor Yang Berhubungan Dengan Kejadian......Djauhar Arif,
Rusnoto, Dewi Hartinah18FAKTOR –FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN
HIPERTENSI PADA LANSIA DI PUSLING DESA KLUMPIT UPT PUSKESMAS GRIBIG KABUPATEN
KUDUS. Hipertensi, 27.
Djauhar Arif, R.
R. (2013). FAKTOR – FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN HIPERTENSI PADA
LANSIA DI PUSLING DESA KLUMPIT UPT PUSKESMAS GRIBIG KABUPATEN KUDUS. Hipertensi,
18.
Gunawan, d. L.
(2001). Hipertensi, Tekanan Darah Tinggi. In Hipertensi, Tekanan Darah
Tinggi (p. 7). Yogyakarta: Penerbit Kanisius.
Kartikasari, A.
N. (2012). FAKTOR RISIKO HIPERTENSI PADA MASYARAKAT. Hipertensi, 23.
Lailatun Najmi
Raihan, E. A. (2014). FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN. Hipertensi,
5.
Nancy Swanida
Henriette Malond, L. K. (2012). Eating pattern and alcohol consumption as
risk factors of hypertension in the elderly. Hipertensi, 204.
SULISTIANI, W.
(2005). ANALISIS FAKTOR RISIKO YANG BERKAITAN DENGAN KEJADIAN HIPERTENSI. Hipertensi,
1.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar