Sabtu, 10 November 2018

Artikel Kesehatan "Penyebab Hipertensi Pada Lansia"

Penyebab Hipertensi pada Lansia
Renanda Nur’afika
P17210184108
D-III Keperawatan Malang/1B
renanafika@gmail.com

Darah sangat penting bagi tubuh manusia. Darah yang dengan lancar beredar ke seluruh bagian tubuh berfungsi sangat penting sebagai media pengangkut oksigen serta zat-zat lain yang diperlukan bagi sel-sel tubuh (Gunawan, 2001)
Hipertensi atau yang lebih dikenal dengan sebutan penyakit darah tinggi adalah suatu keadaan dimana tekanan darah seseorang berada diatas batas normal yaitu 120 mmHg untuk sistolik dan 80 mmHg untuk diastolik (Agrina, 2011). Jadi, hipertensi biasa disebut dengan darah tinggi yang merupakan keadaan tekanan darah seseorang di atas normal.
Andria (2013) menyatakan pada lansia akan terjadi berbagai kemunduran organ tubuh, oleh sebab itu lansia mudah sekali terkena penyakit seperti hipertensi. Hipertensi merupakan salah satu penyebab kematian nomor 3 setelah stroke (15,4 %) dan tuberkulosis (7,5 %), yakni mencapai 6,8 % dari populasi kematian pada semua umur di Indonesia. Hipertensi ditemukan sebanyak 60-70% pada populasi berusia di atas 65 tahun (Djauhar Arif R. R., 2013). Jadi hipertensi seringkali menyerang lansia yang berusia di atas 65 tahun.
Aktivitas atau olahraga mempengaruhi terjadinya hipertensi. Andria (2013:114) menyatakan di mana pada orang yang kurang aktivitas akan cenderung mempunyai frekuensi denyut jantung lebih tingi sehingga otot jantung akan harus bekerja lebih keras pada tiap kontraksi.
Seorang lansia berjenis kelamin laki-laki lebih rentan terhadap resiko hipertensi jika dibanding dengan lansia berjenis kelamin perempuan. Pria mempunyai tekanan darah sistolik dan diastolik yang tinggi dibanding wanita pada semua suku. Badan survei dari komunitas hipertensi mengskrining satu juta penduduk Amerika pada tahun 1973-1975 menemukan rata-rata tekanan diastolik lebih tinggi pada pria dibanding wanita pada semua usia (Kartikasari, 2012).
Asupan lemak jenuh yang dikonsumsi oleh klien juga akan meningkatkan resiko hipertensi. Malonda (2012:204) mengatakan hasil analisis menunjukkan lansia yang sering mengonsumsi lemak tidak jenuh mempunyai resiko 0,219 kali lebih rendah untuk mengalami hipertensi. Untuh menghindari hipertensi, hendaknya para lansia untuk menghindari makanan berlemak jenuh. Sulistiani (2005:1) juga berpendapat bahwa para lansia hendaknya mengurangi zat-zat atau makanan yang dapat merangsang terjadinya hipertensi seperti makanan asin, kopi dan merokok dan daging berlemak.
Tak hanya lemak jenuh, kandungan garam yang tinggi dalam makanan juga akan meningkatkan resiko hipertensi pada lansia. Dari hasil penelitian yang dilakukan oleh Arif (2013) menunjukkan  bahwa  responden  yang  mempunyai  kebiasaan  asupan  garam kategori  cukup  sebagian  besar  tidak  mengalami  hipertensi  (75  %)  dan  responden  yang mempunyai  kebiasaan  asupan  garam  kategori  sering  sebagian  besar  mengalami  hipertensi (70 %). Dalam penelitian yang dilakukan oleh Raihan (2014) menunjukkan bahwa dari 80 responden yang asupan garamnya tinggi, responden yang hipertensi sebanyak 50 responden (62,5%) dan tidak hipertensi berjumlah 30 responden (37,5%).






Daftar Rujukan

 

Agrina, S. S. (2011). KEPATUHAN LANSIA PENDERITA HIPERTENSI DALAM PEMENUHAN DIET HIPERTENSI. Hipertensi, 46.
Andria, K. M. (2013). HUBUNGAN ANTARA PERILAKU OLAHRAGA, STRESS. HUBUNGAN ANTARA PERILAKU OLAHRAGA, STRESS, 114.
Andria, K. M. (2013). HUBUNGAN ANTARA PERILAKU OLAHRAGA, STRESS. Hipertensi, 111.
Djauhar Arif, R. D. (2013). Faktor –Faktor Yang Berhubungan Dengan Kejadian......Djauhar Arif, Rusnoto, Dewi Hartinah18FAKTOR –FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN HIPERTENSI PADA LANSIA DI PUSLING DESA KLUMPIT UPT PUSKESMAS GRIBIG KABUPATEN KUDUS. Hipertensi, 27.
Djauhar Arif, R. R. (2013). FAKTOR – FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN HIPERTENSI PADA LANSIA DI PUSLING DESA KLUMPIT UPT PUSKESMAS GRIBIG KABUPATEN KUDUS. Hipertensi, 18.
Gunawan, d. L. (2001). Hipertensi, Tekanan Darah Tinggi. In Hipertensi, Tekanan Darah Tinggi (p. 7). Yogyakarta: Penerbit Kanisius.
Kartikasari, A. N. (2012). FAKTOR RISIKO HIPERTENSI PADA MASYARAKAT. Hipertensi, 23.
Lailatun Najmi Raihan, E. A. (2014). FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN. Hipertensi, 5.
Nancy Swanida Henriette Malond, L. K. (2012). Eating pattern and alcohol consumption as risk factors of hypertension in the elderly. Hipertensi, 204.
SULISTIANI, W. (2005). ANALISIS FAKTOR RISIKO YANG BERKAITAN DENGAN KEJADIAN HIPERTENSI. Hipertensi, 1.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Askep Meningitis

CATATAN ASUHAN KEPERAWATAN KLIEN IDENTITAS KLIEN                Nama (Initial)                            : Sdr. Sukir Umur    ...