Kamis, 27 Oktober 2016

cerpen beserta unsur intrinsiknya "cinta dalam tanda kutip"

RENANDA NUR’AFIKA
XI BCA / 20
 


Ø    CERPEN

Cinta Dalam Tanda Kutip

                        Dia datang, cowok itu datang lagi ke perpustakaan kota. Karina hanya bisa melihatnya dari balik buku yang berbaris rapi di rak. Berharap cowok itu melirik ke arahnya.
                        “Hoi!” sapa Angel, temanya. Karina meloncat, menoleh ke arah Angel.
                        “Ssst... diem jangan berisik!” kata Karina sambil menempelkan jari telunjuk ke depan bibirnya.
                        “Apaan sih?” tanya Angel. “Serius amat, ngeliatin apaan sih?”
                        “Itu, cowok yang sering gue ceritain ke lo!” Karina menunjuk cowok berkacamata di sudut rak buku. Angel memperhatikannya secara detail.
                        “Kayaknya gue kenal!”
                        “Eh, beneran lo?”
                        “Iya gue kenal! Dia temen abang gue. Oh jadi lo suka sama dia?” Karina mengangguk. “Sini gue kenalin lo sama dia!” ajak Angel. Mereka berjalan melewati beberapa rak buku.
                        “Kak Bobby!” sapa Angel akrab.
Bobby menoleh . dia tersenyum melihat keberadaan Angel. “Hai, Ngel!” balasnya menyapa. “Mana abang lo?”
“Di rumah lagi tidur.” Jawab Angel, “Oh ya kak, kenalin nih temen Angel, Karina!”
Karina tersenyum sambil mengulurkan tangannya. “Karina!” Karina tersenyum malu-malu.
“Bobby!” balas Bobby ramah.
Di perjalanan pulang, Karina terus membicarakan Bobby. Mulai dari gaya bicaranya, style berpakaiannya. Karina juga selalu menanyakan segala sesuatu tentang Bobby ke Angel. Sekolah dimana? Kelas berapa? Nomornya berapa? Udah punya pacar atau belum? Dan Angel tetap menjawabnya. Walaupun sebenarnya risih juga.
Hari itu Karina sudah mendapatkan nomor Bobby dari Angel. Yang jelas Angel minta ke abangnya. Tanpa ragu-ragu Karina mengirim SMS ke Bobby terlebih dahulu. Begitulah watak Karina yang sedikit lebih agresif  dibanding dengan Angel. Untungnya Bobby bukan tipe cowok yang sok jual mahal. Bobby langsung merespon SMS dari Karina.
Keesokan harinya di sekolah, pagi-pagi sekali Karina sudah membicarakan Bobby. Sampai pulang pun hanya Bobby yang selalu dibahas oleh Karina. Perihal SMS-nya semalam. Karina sangat bahagia. Hampir setiap hari Karina dan Bobby berhubungan. Dan semakin lama Karina sudah jauh mengenal Bobby. Tidak jarang dia curhat masalah sekolah ke Bobby. Dan Bobby selalu memberikan solusi.
            “Ngel, kok Kak Bobby belum nembak-nembak gue sih?” tanya Karina saat jam istirahat. Angel mengangkat bahu setengah merespon. “Kak Bobby perhatian banget sama gue. Dia selalu bales SMS gue, ngangkat telpon dari gue. Gue yakin kalau dia suka sama gue!” kata Karina.
Angel tertawa, “Lo ge-er banget sih?”.
“Ya secara gitu, dia ngerespon gue banget Ngel! Setiap hari kita SMSan. Kita juga sering teleponan. Saat gue curhat, dia selalu ngasih solusi yang menurut gue pas banget sama masalah gue. Pokoknya Kak Bobby selalu bisa bikin gue nyaman.” Karina bercerita dengan semangat. Senyumnya selalu mengembang jika sudah membicarakan Bobby. Angel menyimak dengan malas. Angel merasa bosan dengan obrolan ini. Setiap hari yang dibahas hanya Bobby, Bobby, Bobby dan Bobby terus. Angel bahkan tidak punya kesempatan untuk membicarakan hal lain.
“Selama ini siapa yang SMS duluan?” tanya Angel ogah-ogahan.
“Gue.”
“Yang telepon duluan?”
“Gue juga.”
“Yang suka curhat?”
“Gue lagi! Tapikan dia yang nyuruh!”
“Gue rasa lo terlalu pede! Coba deh lo jangan SMS dia duluan, kalau dia naksir sama lo dia pasti merasa kehilangan. Akhirnya dia deh yang sms lo duluan!”
Sudah 3 hari ini Karina tidak menghubungi Bobby untuk mengikuti saran Angel. Tapi sampai saat ini pun nama Bobby sama sekali tidak mucul di layar HP Karina. Rasa kangen mengalahkan segalanya. Akhirnya Karina menghubungi Bobby duluan.
“Kemarin gue SMSan lagi sama Kak Bobby.” Karina bercerita panjang kali lebar kali tinggi tentang saran Angel tempo hari. Angel tertawa mendengarnya.
“Tuh kan gue bilang juga apa, pede lo ketinggian.” ejek Angel.
“Jadi menurut lo dia gak suka sama gue?”
“Ya, belum tentu juga sih.”
“Jadi Kak Bobby naksir sama gue?” Karina berharap cemas.
“Mana gue tau! Gue bukan peramal!” jawab Angel acuh.
Karina memajukan bibirnya mendengar ejekan Angel. Melihat sahabatnya bermuka masam, Angel mencoba menghiburnya. “Oh ya, entar ikut ke rumah yuk!”
“Ngapain?” Karina menyantap mienya yang lagi panas.
“Lo pengen ketemu kak Bobby nggak?” kayaknya hari ini dia main ke rumah loh!” bujuk Angel.
Mata Karina berbinar-binar. Dia mengangguk dengan penuh semangat. Sampai-sampai kuah mienya muncrat kemana-mana.
Benar kata Angel, Bobby datang ke rumahnya bersama abangnya dan seorang cowok lain yang punya wajah cute, chubby. Karina menyapa Bobby dengan malu-malu genit. Bobby tersenyum melihat Karina. Mata mereka bertemu. Saat itu juga ada petir menyambar jantung Karina .
“Tuh kan Ngel, Kak Bobby ngeliatin gue mesra banget. Itu tandanya dia naksir sama gue!” kata Karina.
“Ah masa sih?” sahut Angel. “Terus kapan pacaranya?”
“Iya nih, kok Kak Bobby kapan ya nembaknya?” Karina menggaruk kepalanya yang gak gatal. Dan Angel hanya tertawa.
Sudah sebulan Karina dan Bobby berhubungan. Tetapi tidak ada kejelasan akan dibawa kemana hubungan itu. Lama-lama Karina merasa lelah jika harus terus menunggu. Apalagi selama ini Karina lah yang SMS atau telpon duluan. Sebagai cewek, Karina juga masih punya harga diri. Bobby juga tidak pernah mengajaknya ketemuan. Kalau ingin ketemu, Karina harus nunggu Bobby main ke rumah Angel. Itupun tidak setiap hari. Karina galau.
“Kesel gue di PHP in terus sama Kak Bobby!” keluh Karina. Kebetulan mereka lagi hang out di cafe depan perpustakaan kota. Dua cangkir mocachino menemani perbincangan mereka saat itu. “Sebenernya dia suka gak sih sama gue?” Karina semakin kesal.
“Gue juga gak tau.” Angel menyesap mocachinono miliknya.
“Ya lo tanyain ke abang lo dong. Kak Bobby tuh sebenernya suka sama gue gak sih!” Karina mulai uring-uringan. “Jangan-jangan Kak Bobby udah punya cewek. Atau dia hanya mainin gue?” Karina mulai menebak-nebak apa yang sebenarnya sedang terjadi.
“Gue gak tau.” Jawab Angel sekenanya.
“Terus gue harus ngapain? Gue terlanjur cinta sama Kak Bobby.”  Balas Karina sambil meletakkan kepalanya di atas meja. Secara tidak sengaja mata Karina mengarah ke ujung lain cafe. Dia melihat Kak Bobby duduk dengan cowok chubby berwajah cute yang pernah diajak main ke rumah Angel. Mereka berpegangan tangan mesra, seakan-akan tak peduli dengan orang-orang di sekitar mereka. Perasaan Karina menjadi kacau. Percaya gak percaya sekarang Karina tahu jawaban dari pertanyaannya selama ini. Ternyata Kak Bobby adalah seorang G*y.


Ø  Unsur Intrinsik Cerpen
1.     Judul         : Cinta Dalam Tanda Kutip
2.     Tema         : Cinta Tak terbalas
3.       Tokoh       : 1. dan watak tokoh
a. Karina: ke ge-er an
(... Dia selalu bales SMS gue, ngangkat telpon dari gue. Gue yakin kalau dia suka sama gue!” kata Karina.)
b. Angel: Perhatian dengan sahabat
(.... Melihat sahabatnya bermuka masam, Angel mencoba menghiburnya. ...)
c. Bobby: Ramah
(“Bobby!” balas Bobby ramah.)
2. Penokohan : Pengarang menampilkan watak tokoh melalui dialog antar tokoh dan narasi.
4.     Setting: a. Tempat : 1. Perpustakaan kota
(Dia datang, cowok itu datang lagi ke perpustakaan kota.)
 2. Sekolah
(Keesokan harinya di sekolah, pagi-pagi sekali Karina sudah membicarakan Bobby. ...)
 3. Rumah Angel
(Benar kata Angel, Bobby datang ke rumahnya bersama abangnya...)
 4.Cafe
(... Kebetulan mereka lagi hang out di cafe depan perpustakaan kota. ...)
 b. Suasana : Bahagia
(... Karina sangat bahagia...)
 c. Waktu  : a. Pulang sekolah
(Di perjalanan pulang, Karina terus membicarakan Bobby. ...)
b. Pagi hari
(Keesokan harinya di sekolah, pagi-pagi sekali Karina sudah membicarakan Bobby. ...)
5.     Alur                       : Maju
(Keesokan harinya di sekolah. ...)
6.     Sudut Pandang     : Orang ketiga serba tahu (Ada percakapan)
7.  Amanat                   : Jangan pernah berharap lebih dari sesuatu yang belum
jelas kepastiannya.



2 komentar:

Askep Meningitis

CATATAN ASUHAN KEPERAWATAN KLIEN IDENTITAS KLIEN                Nama (Initial)                            : Sdr. Sukir Umur    ...