Kamis, 27 Oktober 2016

Contoh Naskah Drama "Ande Ande Rumput Mencari Istri"

ANDE-ANDE RUMPUT MENCARI ISTRI

1.      Gilang              : Bupati
2.      Ansori              : Ande-Ande Rumput
3.      Arum               : BuBupati + Penjual Sayur
4.      Dzuna              : Klanting Biru
5.      Rena                : Klanting Merah
6.      Susan               : Klanting Kuning + Tukang Laundry


v  Rumah Bapak Bupati.
Bapak Bupati menyapu halaman rumahnya.
Bupati   : “Bupati, nyapu halaman rumah?” (nada heran). “Bu Bupati sibuk nyiapin sarapan. Bahkan pembantu pun pulang kampung, padahal sekampung. Kalo gini terus, bagaimana bisa aku jadi Bupati teladan?
Ande     : “Assalamualaikum.” (mengangkat tangan kanan). “Bapaaaaaaa……… ..” (Berlari menuju kearah bupati dengan gaya slowmotion).
Bupati  : “Siapa kamu?” (bingung)
Ande     : “Empat tahun aku merantau ke negeri china untuk meneruskan pendidikanku sebagai Bupati Bapak. Dan sekarang kau melupakan ku Bapa?” (berjalan menjauhi bupati, slowmotion)
Bupati   : “Jadii, kamu.” (berfikir). “Anakkuuuuu…..” (berpelukan dengan ande-ande rumput, sebelum benar-benar berpelukan Bupati berhenti dan berfikir). “Tunggu! Anakku yang di China itu ada dua. Kamu Ande-Ande Rumput atau Lumba-Lumba Laut?” (menuding Ande-ande Rumput dengan wajah serius).
Ande     : “Haiiiiiyyyyaa. Lumba-Lumba Laut kan cewek Bapak. Sedangkan aku lihatlah! Aku tampan, menawan, kharismatik. Bagaimana bisa bapak meragukan kejantananku?”
Bupati  : “Astaghfirullahhal’adzim. Ande-Ande Rumput to. Bu’e bu’e iki lo onok cah lanang ganteng bu’e.”
Bu Bupati: “Oalah pak pak. Cah lanang ganteng kuwi yo sopo to pak?” (keluar dari rumah menghampiri bupati). “Oalah astaghfirullahhal’adzim, iki Ande-Ande Rumput opo duduk to? Kok bagus banget.” (salaman dengan ande-ande rumput). “Kok wes muleh to le le teko cino kono, lah wong bapak sama ibuk iku masih asik berduaan kok.”
Ande     : “Terus gimana dong buk, ananda kan sudah kangen banget sama bapak sama ibu. Dan terus bapak, ananda ngebet banget nih pengen jadi bupati kebanggaan. Tapi kalo mau jadi Bupati kebanggaan, Bu Bupatinya mana?” (menunduk wajah sedih)
Bu Bupati: “Walah to le le, bapak sama ibu iku nyekolahinkamu jauh-jauh ke china, lah kok nyari jodoh dikampung sendiri to le le. Nyari itu mbok ya seng mulus-mulus yang bohai-bohai kayak itu lo siapa itu, Yoona opo Song Hye Kyo. ”
Ande     : “Walah pak’e buk’e bule disana itu gak doyan sama Bupati, duwitnya sedikit gak bisa buat hura-hura. Buat beli pensil alis sama gincu mereka aja mah ananda bisa gak makan dua bulan. Maka dari itu pak’e buk’e, ananda pulang itu untuk mencari istri yang bisa mengarungi bahtera rumah tangga bukan dengan bergelimang harta tapi dengan selimut bahagia.
Bupati  : “Yaudah le tenang, bagaimana kalau kita adain acara sayembara yang ada tantangannya gitu lo.”
Bu Bupati: “Iyo setuju pak’e, tapi tantangan e iku opo yo?”
Ande    : “Ah, gini buk’e pak’e. bagainmana kalo calon istriku tantangannya berdasarkan pakaian terbeik mereka?”
Bupati   : “Yaudah itu terserah  kamu le, besok bapak sebar undangan sayembaranya ke kampong-kampung sekitar sini yo.”

Di pasar kampong.
Merah  : “Buk bawangnya 2kg ya.” (ngomong sama tukang sayur)
Biru     : “Eh, bawangnya 1 ons saja loh mbak yu.”
Merah  : “Satu ons gundulmu. Aku itu butuhnya 2kg, bawang satu ons iku gawe masak opo?”
Biru     : “Yaelah mbak’e, kan uangnya lumayan buat beli baju, make up, sepatu, tas.”
Merah  : “Heh kamu ya, buat apa beli baju, make up,sepatu kalo ndak bisa dimakan? Hidup itu untuk makan jangan buat belanja-belanja baju.”
Biru     : “Kalo makan gak pakek baju kan. Saru mbak yu.”
Merah  : (melengos) “Kuniiiiiiiiiiinggggg…… iki gowo belanjananku.”
Kuning : (menerima belanjaan dan kembali di belakang klanting biru) “Iya mbak yu.”
§  Banyak kertas berterbangan ditiup angin, merah dan biru sibuk marah-marah gara-gara kertas-kertasnya mengenai muka mereka. Kuning mencoba membacanya.
Kuning : “Sayembara calon istri bupati?”
§  Sontak merah dan biru merebut kertas yang dipegang kuning.
Biru     : “Tantangannya memakai pakaian terbaik. Tu kan mbak yu ayo beli baju, kan malu sama gadis-gadis yang lain kalo kita pake ini.”
Merah  : “Wes lah mending saiki pulang dulu. Siapa tau dari rumah kita dapat warisan ato ada hujan baju.”

v  Kamar Klenting Kuning.
Merah  : “Kuniiiiiiiinnggg…. Udah pagi kok ya masih bangun, eh masih bangun kan jadinya. Kok malah masih tidur.”
Biru     : “Dasar pemalas kamu!”
Kuning : “Ini lak yo masih gelap to mbak.”
Biru     : “Gelap gundulmu, bangun kuning!!!”
Merah  : “Cucikan itu baju-baju kami! Sama sepatu aku jangan lupa yang heels nya 20cm yang mau aku pakek buat ke sayembara.
Kuning : “Aduh mbak, sabar po’o. Aku itu capek dari kemarin habis latihan teater sama hafalan SKI.”
Merah  : “Siapa juga yang suruh kamu jadi aktivis? Terus pekerjaan rumah dilupain. Udah sono cuci bajunya nih, lelet!!” (memberantakan baju-bbaju yang akan dicuci)

§  Klanting Kuning nyuci dikali.
Kuning : “Eleh-eleh, sayembara udah besok tapi kok bajunya baru dicuci sekarang. Kalo gak kering baru tau rasa mereka.” (nyuci) “Tapi masih mending, mereka kan punya baju bagus. Sedangkan aku, punyanya ya cuman baju ini doang.” (melihat baju yang sedang dipakainya) “Yang nggak kekinian dan gak hits sama sekali. Masa’ iya baju kayak gini mau aku pakek saat sayembara?”
Merah  : “Kok aku belum puas ya sama baju kita. Modlnya itu gak hits gitu loh.”
Biru     : “Bener mbak’e, kalo menurutku baju kita itu kurang gimana gitu kelihatannya kalo dibuat ke sayembara.” “Eh, aku punya ide mbak’e.”
Merah  : “Ide opo to yo? Wegah aku nek idemu sokor jeplak gak masuk akal. Andaikan onok ujan gaun.”
Biru     : “Gini lo mbak, mbak ngerti kan laundry yang di deket pasar iku? Iku kan yang laundry disitu orang kaya-kaya, pasti bajunya bagus-bagus mbak’e. gimana kalo kita ambil aja beberapa baju yang lagi dijemur, nanti kalo salah satu dari kita atau kita berdua jadi istrinya bupati muda kan kita bias ganti baju yang kita ambil itu. Gimana?”
Merah  : “Cling, idemu itu kok ya bgus banget to. Aku setuju. Ayo kita kesana sekarang.”
Tukang Laundry          : “……..” (nyanyi terserah sambil jemurin baju) “Alhamdulillah usaha laundryku makin lancar, gak ada yang bias nyaingin usahaku. Malahan banya yang ngelamar kerja, padahal aku sendiri belum ada yang ngelmar sampai sekarang. Laki-laki jaman sekarang sih sukanya cewek-cewek yang nge hits dan kekinian, sedangkan aku cewek sederhana tapi cantik dan bodiku ngalahin Yoona senesendi.” (keluar panggung)
§  Merah sama biru masuk panggung mengendap-endap, memilih-milih dan mengambil 2 potong baju.
Tukang Laundry          : “Jemur lagi jemur lagi cantiiikk cantik.”
§  Merah dan Biru panik dan buru-buru keluar sebelum tukang laundry muncul.
Tukang Laundry          : (mulai menjemur baju dan sadar ada yang kurang) “Loh, bajuku renggang gini kayak hubunganku.” (menata jemuran lalu keluar) “Alhamdulillah.”
Kuning : (melipat-lipat baju, tangannya kena jarum) “Ahh.. apa ini? Buukanya ini jarum buat jahit? Oh iya aku punya beberapa lembar kain dan benang jahit. Aku akan coba membuat baju yang indah. Aku kan juga ingin ikutan sayembara.” (mulai menjahit)

§  Rumah bupati.
Bupati  : “Gimana le? Udah ada yang cocok?”
Ande    : “Entahlah pak, ananda sudah merasa putus asa. Sejak tadi tidak ada yang mampu menaklukkan hati ananda.”
Bu Bupati: “Oalah le le, raimu yo ojo sok seneng ngono to le. Ibuk yakin yen teko sayembara iki kowe pasti intuk jodoh.”
Ande    : “Yasudahlah bu pak, ananda permisi kebelakang dulu deh mau ganti dp dan bikin pm galau.”
Bupati  : “Yasudah kamu masuk saja, nanti kalo ada cewek yang dating bapak panggil kamu.”
Bu Bupati: “Tuggu-tunggu le, sini kita selfi dulu bertiga nanti ibuk upload di instagram.” (selfi)
Klanting Merah dan biru datang.
Merah  : “Selamat siang bapak bupati, perkenalkan saya Klanting Merah 20 tahun masih gadis dan masih jomblo sampai sekarang.” (ekspresi sedih)
Biru     : “Kalo saya Klanting Biru 19 tahun masih gadis juga dan sayangnya juga jomblo sampai sekarang.”
Bupati  : “Oh, kalian juga mau ikutan sayembara ya. Ini baju-bajunya pada beli di ol shop mana?”
Merah  : “Ah beli? Kita ini jahit sendiri loh pak.”
Biru     : “Iya pak, kita ini kan calon istri yang baik, jadi semuanya dilakukan sendiri. Oh iya pak, mas An mana? Kok gak kelihatan?”
Bupati  : “Oh iya bentar-bentar bapak panggilin. Ande!! Ini ada cewek-cewek datang ”
Ande    : “Aku gak mau sama mereka pak e.”
Merah  : (marah sama bupati) “Eh, kita ini udah dandan cantik-cantik masa’ ya gak ada yang diterima. Jangan sok sombong dong jadi orang.”
Biru     : “Lagian inikan juga baru perkenalan, masa’ iya langsung ditolak begitu aja?”
Bupati  : “Eh, ee, gininya nduk. Yang mau nikah itu si An, jadi semua keputusan ya tergantung sama An, saya ndak bisa memaksa kalo anak saya itu ndak suka sama kalian.”
Merah  : (teriak kearah ande-ande rumput) “Emangnya kita ini kurang apa sih mas An? Cantik udah, putih udah, bodiku juga gak kalah sama personil JKT 48.”
Bu Bupati: (masuk panggung) “loh-loh-loh, ada apa ini kok ribut-ribut bingit?”
Biru     : “ini loh bu, mas An gak mau menerima kita untuk jadi istrinya. Kami itu sudah berjuang loh demi baju ini.”
Ande    : “Berjuang apanya? Orang kalian nyolong itu baju dari tempat laundry deket pasar.” (treak dari luar panggung)
Bu Bupati: “Loh, tunggu dulu inikan baju ibu-ibu PKK pak’e. terus yang ini kan hadiah anniversary dari bapak to.”
Bupati  : “Iya e bu’e. mereka ini beneran nyuri dari laundry ya?”
§  Klanting Merah dan Klanting Biru kaget lalu tertunduk malu. Klanting Kuning datang.
Kuning : “Assalamualaikum. Saya Klanting kuning.”
Bupati  : (menghampiri kuning) “Anak ini tidak cantik, tapi bajunya bagus.”
Bu Bupati: “Klanting? Kamu nyolong baju juga seperti mbakyu-mbakyu mu itu?”
Kuning : “Nggak  bu, saya ngejahit baju ini semalaman dan tadi saya bangun kesiangan makanya saya telat.”
Bu bupati: “Yasudah, saya panggilkan dulu ya si An. Aaaaaaannnnnn, ini ada cewek ya gak cantik-cantik amat tapi bajunya gak nyolong dari laundry. Kamu mau nerima dia ato nggak?”
Ande    : “Ibuuuuu…. Akuu. Aku. Sangat mau bu. Dialah yang aku mau selama ini.”
Bupati  : “Ande, kamu beneran suka sama dia?”
Kuning : “Ande? Ande-Ande Rumput?”
Ande    : “Iya ning ini aku, aku sudah kembali. Terima kasih sudah menungguku selama ini.”
Kuning : “Ribuan hari aku merindukanmu dalam sunyi, sekarang kamu ada disini Ande, kuharap ini bukan sebuah ilusi.”
Merah & Biru: “Tunggu dulu, ada apa ini sebenarnya?”
Ande    : “Sebenarnya kami adalah sahabat sejak dulu, tetapi kami terpisah saat mencari pokemon. Dan aku belum sempat mengungkapkan perasaanku yang sebenarnya saat hendak pergi ke china. Ning, maukah kau menjadi Ibu Bupati selanjutnya?”
Kuning : “Maaf, tapi tidak An.”
Ande    : “Ning, kau menolakku?”

Kuning : “Aku tidak ingin hanya menjadi Ibu Bupati selanjutnya, aku hanya ingin menjadi istrimu satu-satunya. Aku tidak ingin mencintaimu karna tahtamu, tapi karena kamu.”

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Askep Meningitis

CATATAN ASUHAN KEPERAWATAN KLIEN IDENTITAS KLIEN                Nama (Initial)                            : Sdr. Sukir Umur    ...